Profil Desa Poncokusumo
Luas Kecamatan Poncokusumo adalah 20.632 hektar. Sebagian besar penduduk Poncokusumo
bekerja sebagai petani. Kecamatan Poncokusumo mempunyai 17 desa dan jumlah
penduduk : 993153 jiwa.
Batas Kecamatan Poncokusomo :
Utara
|
:
|
Kecamatan
Tumpang
|
Selatan
|
:
|
Kecamatan
Wajak
|
Barat
|
:
|
Kecamatan
Tajinan
|
Timur
|
:
|
Kabupaten
Probolinggo / Kabupaten Lumajang
|
Struktur tanah di Kecamatan Poncokusumo pada umumnya relatif baik, sangat cocok untuk pertanian terutama buah-buahan dan sayur mayur.
2.
Mata Pecaharian
Jumlah Penduduk Kecamatan Poncokusumo
Perempuan
|
:
|
49.752
jiwa
|
Laki
- laki
|
:
|
49.401
jiwa
|
Jumlah pekerja dan Jenis Mata Pencaharian
Perkebunan
|
:
|
1.440
jiwa
|
Peternakan
|
:
|
2.307
jiwa
|
Pedagang
|
:
|
2.958
jiwa
|
PNS
|
:
|
325
jiwa
|
TNI
|
:
|
46
jiwa
|
Buruh
Pabrik
|
:
|
318
jiwa
|
Penambangan
|
:
|
239
jiwa
|
Buruh
Tani
|
:
|
26.131
jiwa
|
Buruh
Bangunan
|
:
|
775
jiwa
|
Jasa
|
:
|
46
jiwa
|
Lainnya
|
:
|
34.585
jiwa
|
Jumlah
|
:
|
69.170
jiwa
|
3.
Pendidikan
Macam-
macam Sekolah di Kecamatan Poncokusumo :
TK
SDN
SD
Swasta
SMP Negeri
SMP Swasta
SMU Negeri
SMU
Swasta
PT ( PGSD
)
Pondok Pesantren
Madarasah
4.
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan
yang tersedia di Kecamatan Poncokusumo
Puskesmas
|
||
Puskesmas
pembantu
|
||
Praktek
dokter
|
||
Praktek
bidan
|
||
Posyandu
|
||
Polindes
|
||
Toko
obat
|
5. Sejarah Apel
Apel batu, wisatawan mengenal apel Bbatu yang dibeli saat
berkunjung ke Kota Malang atau Kota Batu. Orang tahu bahwa apel tidak hanya
produk Batu, tetapi juga produk “desa apel” di kabupaten Malang, yakni Desa
Poncokusumo. Desa terletak 32 kilometer arah barat laut Kota Malang tersebut
sudah sejak tahun 1960-an mengembangkan budidaya tanaman apel. Bila musim apel
tiba, buah apel tampak bergelantungan di tanaman apel yang banyak ditanam di
pekarangan rumah, dan perkebunan apel di desa seluas 686,2509 hektar tersebut.
Apel Poncokusumo memang kalah tenar dibandingkan apel Batu, buah apel yang dibeli dan nikmati ketika berwisata atau melintas di Batu, barangkali merupakan apel produk Poncokusumo. Rasa sama, beda hanya terletak pada ketenarannya.
Kota Batu sebagai pasar produk apel, lama kelamaan
diklaim menjadi produk dari Kota Batu.
Seiring perkembangan dan tuntutan perluasan daerah Kota
Batu menjadi Kota Administratif lepas dari Kabupaten Malang, Bupati Malang Ibnu
Rubianto (alm) mendeklar Desa Poncokusumo sebagai kota agropolitan, tahun 2001
menyambut berita dim`ksud desa Poncokusumo menggenjot produk apel.
Jenis-jenis
apel di Desa Poncokusumo yaitu jenis manalagi, anna, rome beuty, dan wanly. Dari keempatnya,
apel manalagi menjadi primadona dan banyak merebut pasar. Warnanya hijau
kekuningan, rasanya pun segar dengan rasa manis cenderung lebih menonjol
daripada rasa asamnya.
Menurut para petani apel di Desa Poncokusumo, secara kuantitas apel di desa berketinggian 926 meter di atas permukaan laut (dpl) itu lebih banyak daripada kuantitas kota tetangga. Menurut catatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Malang, dalam tahun 2003, Poncokusumo menghasilkan 37.575 kuintal apel. Total tanaman penghasil 250.500 batang dari total 1.291.600 tanaman produktif. “Lebih banyak di sini daripada Batu,” kata petani apel Poncokusumo, Bambang Mulyono (32).
Para pedagang apel di kota Batu, setiap panen raya apel
tiba, sekitar bulan Januari hingga April turut mengambil buah dari Desa
Poncokusumo. Selain dijual di kios-kios buah yang banyak berdiri di tepi jalan
raya kota Batu, sebagian lainnya dikirimkan ke luar Kota Malang. Bahkan apel dikirim sampai ke luar Pulau Jawa,
seperti Bali dan Palembang.
Tanaman apel di Desa Poncokusumo dikenalkan oleh seorang Belanda, Julius Wilhelm Charles Kribben, tahun 1960 menanam 12 pohon apel rome beuty di desa Poncokusumo. Sekretaris desa, Mochamad Yunus, Kribben menanam apel, dibudidayakan di desa yang kini berpenduduk 6.575 itu pada tahun 1964.
Baru pada tahun 1969, sebanyak 12 petani dari Desa
Poncokusumo dilatih khusus Dinas Pertanian Karesidenan Malang di Balai
Pertanian Banaran, Batu. Tentang teknik-teknik dasar menanam, memelihara,
dan memperbanyak tanaman apel melalui teknik okulasi, sekaligus mengenali dan
memberantas hama-hama yang menyerang tanaman.
Kini tercatat 469 petani yang mengelola 512,8335 hektar lahan perkebunan apel. Jumlah itu belum termasuk luas pekarangan yang mencapai 80,7975 hektar. Isue yang berkembang penggunaan bahan pupuk kimia untuk pohon apel terus berkembang, sehingga ada pendapat buah apel tidak layak dikonsumsi, Forum Komunikasi Petani Muda desa Poncokusumo menjelaskan bahwa petani apel sudah menggunakan bahan pupuk organik dan hasil produk buah apel ditingkatkan kualitasnya, cukup memuaskan.
6. Peran
ILO
Organisasi internasional ILO (International Labour
Organization) melalui program meningkatkan SDM para petani dalam mengelola
potensi agrobisnis di Poncokusumo.
Program ILO yaitu Local Economic Development yang
bertujuan memberi kesempatan kerja bagi kaum muda, untuk memperkuat ekonomi
desa yang mandiri, agar dapat meningkatkan produk buah apel menjadi produk
unggalan dapat dan mampu berkompetitif.
8. Destinasi Utama, Gunung Bromo
Perbaikan infrastruktur yakni perlebaran jalan menuju
Gubuklakah sampai Ngadas sepanjang 15 Km yang dikerjakan oleh masyarakat. lebar
jalan 5 meter. Setelah dikerjakan masyarakat kini menjadi 7 meter. Desa Ponockusumo
sebagai kota agropolitan juga ditunjang obyek wisata gunung Bromo ikon wisata
Jawa Timur, melalui Gubuklakah – Ngadas – Bromo jalur ini memiliki tantangan
dan panorama savana, diharapkan jalur alternatif ini juga diminati oleh
wisatawan dan menjadi destinasi.
9. Fasilitas Pondok Wisata (Home
Stay)
Desa Poncokusumo
merupakan penghasil buah apel yang berkualitas dan sehat, juga penghasil bunga
crysant beraneka warna yang dapat dilihat sepanjang bulan. Selain itu desa
Poncokusumo juga sering dikunjungi / menerima lembaga pendidikan untuk
melakukan riset tentang agro.
Warga desa Poncokusumo terutama ibu-ibu rumah tangga
tertarik melakukan kegiatan bisnis dengan mengelola home stay, yang ada saat
ini berjumlah : 14 home stay.
10. Infrastruktur dan Pelayanan
Masyarakat
Secara umum kondisi prasarana dan sarana yang ada di desa Poncokusumo cukup
mendapat perhatian dari pihak masyarakat dan yang berkompeten berupa : jaringan
telekomunikasi, listrik dan penerangan, sumber air bersih, jalan, dan saluran
drainase.
Untuk memperlancar dunia usaha fasilitas perbankan berpusat di Kec. Tumpang,
seperti BRI, BCA, Bank Jatim.
11. Lain – Lain
A. Kunjungan Kerja
Dubes Inggris
Selain buah apel
desa Poncokusumo juga memiliki keindahan berupa bunga crysant berbagai spies
yang berwarna-warni yang dikelola secara profesional, pemasaran baru mencapai
Kota Malang, Surabaya, dan Bali. Masyarakat banyak mendirikan green house tempat
pengembangan dan pemeliharaan bunga crysant dan menjadi ikon setelah buah apel
yang memiliki prospek menjanjikan. Ketertarikan terhadap bunga crysant Dubes Inggris beserta
Istri berkunjung dan langsung meninjau manajemen pengelolaan bunga.
B. Produk Unggulan
Home industry Kripik Apel Desa Poncokusumo selain sebagai
desa agropolitan juga penghasil kripik apel, s`lak, jambu dan lain-lain yang
dikerjakan home industry.
Banyak yang berkunjung untuk melihat proses pembuatan kripik apel
C. Sari Apel
Produk minuman sehat dari sari apel dalam kemasan
diprodtksi di desa Poncokusumo, pemasaran masih di kota-kota besar di Jawa
Timur. Untuk cita rasa produksi Royal cukup, dan keluaran desa Poncokusumo
tidak kalah dengan produk dari desa tetangga di Kabupaten Malang
D. Eksport Buah Apel
Dengan kemampuan pengelola manajemen dan sistem penanaman
yang baik dan menggunakan pupuk organik, menghasil buah apel yang aman untuk
dikonsumsi. Produk buah apel dari desa Poncokusumo diharapkan mampu bersaing
dengan produk apel dari negara tetangga. Pengiriman buah apel ke Malaysia.
E. Arsitektur
Arsitektur bangun rumah yang masih tertinggal di desa
Poncokusumo berbentuk joglo sama halnya bentuk bangunan rumah di tanah Jawa -
Bali
F. Transportasi
Desa Poncokusumo dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan
umum seperti dari Surabaya – Arjosari dengan bis, perjalanan selanjutnya
menggunakan transportasi lokal / bemo dari Tumpang – Poncokusumo yang ongkosnya
relatif murah.
G. Destinasi Pariwisata