05/02/13 -

Profil Desa Wisata Poncokusumo Kab.Malang

Profil Desa Poncokusumo


1.  Geografis Kecamatan Poncokusumo

Luas Kecamatan Poncokusumo adalah 20.632 hektar. Sebagian besar penduduk Poncokusumo bekerja sebagai petani. Kecamatan Poncokusumo mempunyai 17 desa dan jumlah penduduk : 993153 jiwa.




Batas Kecamatan Poncokusomo :
Utara 
:
Kecamatan Tumpang
Selatan
:
Kecamatan Wajak
Barat
:
Kecamatan Tajinan
Timur
:
Kabupaten Probolinggo / Kabupaten Lumajang

Struktur tanah di Kecamatan Poncokusumo pada umumnya relatif baik, sangat cocok untuk pertanian terutama buah-buahan dan sayur mayur.


2.   Mata Pecaharian

Jumlah Penduduk Kecamatan Poncokusumo
Perempuan
:
49.752 jiwa
Laki - laki
:
49.401 jiwa
Jumlah pekerja dan Jenis Mata Pencaharian
Perkebunan   
:
1.440 jiwa
Peternakan
:
2.307 jiwa
Pedagang
:
2.958 jiwa
PNS
:
325 jiwa
TNI
:
46 jiwa
Buruh Pabrik
:
318 jiwa
Penambangan
:
239 jiwa
Buruh Tani
:
26.131 jiwa
Buruh Bangunan
:
775 jiwa
Jasa
:
46 jiwa
Lainnya
:
34.585 jiwa
Jumlah
:
69.170 jiwa


3.   Pendidikan

Macam- macam Sekolah di Kecamatan Poncokusumo :

TK                         
SDN                  
SD Swasta           
SMP Negeri        
SMP Swasta         
SMU Negeri         
SMU Swasta      
PT ( PGSD )      
Pondok Pesantren 
Madarasah            


4.  Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kecamatan Poncokusumo    
                        
 Puskesmas


 Puskesmas pembantu
 

 Praktek dokter

 
 Praktek bidan


 Posyandu   


 Polindes 


 Toko obat   




5.  Sejarah Apel

Apel batu, wisatawan mengenal apel Bbatu yang dibeli saat berkunjung ke Kota Malang atau Kota Batu. Orang tahu bahwa apel tidak hanya produk Batu, tetapi juga produk “desa apel” di kabupaten Malang, yakni Desa Poncokusumo. Desa terletak 32 kilometer arah barat laut Kota Malang tersebut sudah sejak tahun 1960-an mengembangkan budidaya tanaman apel. Bila musim apel tiba, buah apel tampak bergelantungan di tanaman apel yang banyak ditanam di pekarangan rumah, dan perkebunan apel di desa seluas 686,2509 hektar tersebut.
Apel Poncokusumo memang kalah tenar dibandingkan apel Batu, buah apel yang dibeli dan nikmati ketika berwisata atau melintas di Batu, barangkali merupakan apel produk Poncokusumo. Rasa sama, beda hanya terletak pada ketenarannya.
Kota Batu sebagai pasar produk apel, lama kelamaan diklaim menjadi produk dari Kota Batu.
Seiring perkembangan dan tuntutan perluasan daerah Kota Batu menjadi Kota Administratif lepas dari Kabupaten Malang, Bupati Malang Ibnu Rubianto (alm) mendeklar Desa Poncokusumo sebagai kota agropolitan, tahun 2001 menyambut berita dim`ksud desa Poncokusumo menggenjot produk apel.
Jenis-jenis apel di Desa Poncokusumo yaitu jenis manalagi, anna, rome beuty, dan wanly. Dari keempatnya, apel manalagi menjadi primadona dan banyak merebut pasar. Warnanya hijau kekuningan, rasanya pun segar dengan rasa manis cenderung lebih menonjol daripada rasa asamnya.
Menurut para petani apel di Desa Poncokusumo, secara kuantitas apel di desa berketinggian 926 meter di atas permukaan laut (dpl) itu lebih banyak daripada kuantitas kota tetangga. Menurut catatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Malang, dalam tahun 2003, Poncokusumo menghasilkan 37.575 kuintal apel. Total tanaman penghasil 250.500 batang dari total 1.291.600 tanaman produktif. “Lebih banyak di sini daripada Batu,” kata petani apel Poncokusumo, Bambang Mulyono (32).
Para pedagang apel di kota Batu, setiap panen raya apel tiba, sekitar bulan Januari hingga April turut mengambil buah dari Desa Poncokusumo. Selain dijual di kios-kios buah yang banyak berdiri di tepi jalan raya kota Batu, sebagian lainnya dikirimkan ke luar Kota Malang. Bahkan  apel dikirim sampai ke luar Pulau Jawa, seperti Bali dan Palembang.
Tanaman apel di Desa Poncokusumo dikenalkan oleh seorang Belanda, Julius Wilhelm Charles Kribben, tahun 1960 menanam 12 pohon apel rome beuty di desa Poncokusumo. Sekretaris desa, Mochamad Yunus, Kribben menanam apel, dibudidayakan di desa yang kini berpenduduk 6.575 itu pada tahun 1964.
Baru pada tahun 1969, sebanyak 12 petani dari Desa Poncokusumo dilatih khusus Dinas Pertanian Karesidenan Malang di Balai Pertanian Banaran, Batu. Tentang  teknik-teknik dasar menanam, memelihara, dan memperbanyak tanaman apel melalui teknik okulasi, sekaligus mengenali dan memberantas hama-hama yang menyerang tanaman.
Kini tercatat 469 petani yang mengelola 512,8335 hektar lahan perkebunan apel. Jumlah itu belum termasuk luas pekarangan yang mencapai 80,7975 hektar. Isue yang berkembang penggunaan bahan pupuk kimia untuk pohon apel terus berkembang, sehingga ada pendapat buah apel tidak layak dikonsumsi, Forum Komunikasi Petani Muda desa Poncokusumo menjelaskan bahwa petani apel sudah menggunakan bahan pupuk organik dan hasil produk buah apel ditingkatkan kualitasnya, cukup memuaskan.


6.   Peran ILO

   Organisasi internasional ILO (International Labour Organization) melalui program meningkatkan SDM para petani dalam mengelola potensi agrobisnis di Poncokusumo.
Program ILO yaitu Local Economic Development yang bertujuan memberi kesempatan kerja bagi kaum muda, untuk memperkuat ekonomi desa yang mandiri, agar dapat meningkatkan produk buah apel menjadi produk unggalan dapat dan mampu berkompetitif.


8.   Destinasi Utama, Gunung Bromo

    Perbaikan infrastruktur yakni perlebaran jalan menuju Gubuklakah sampai Ngadas sepanjang 15 Km yang dikerjakan oleh masyarakat. lebar jalan 5 meter. Setelah dikerjakan masyarakat kini menjadi 7 meter.  Desa Ponockusumo sebagai kota agropolitan juga ditunjang obyek wisata gunung Bromo ikon wisata Jawa Timur, melalui Gubuklakah – Ngadas – Bromo jalur ini memiliki tantangan dan panorama savana, diharapkan jalur alternatif ini juga diminati oleh wisatawan dan menjadi destinasi.  
     
      
      9.   Fasilitas Pondok Wisata (Home Stay)
      
      Desa Poncokusumo merupakan penghasil buah apel yang berkualitas dan sehat, juga penghasil bunga crysant beraneka warna yang dapat dilihat sepanjang bulan. Selain itu desa Poncokusumo juga sering dikunjungi / menerima lembaga pendidikan untuk melakukan riset tentang agro. 
Warga desa Poncokusumo terutama ibu-ibu rumah tangga tertarik melakukan kegiatan bisnis dengan mengelola home stay, yang ada saat ini berjumlah : 14  home stay.
     
       
      10. Infrastruktur dan Pelayanan Masyarakat
         
        Secara umum kondisi prasarana dan sarana yang ada di desa Poncokusumo cukup mendapat perhatian dari pihak masyarakat dan yang berkompeten berupa : jaringan telekomunikasi, listrik dan penerangan, sumber air bersih, jalan, dan saluran drainase.
      Untuk memperlancar dunia usaha fasilitas perbankan berpusat di Kec. Tumpang, seperti BRI, BCA, Bank Jatim.


11. Lain – Lain
      
A.     Kunjungan Kerja Dubes Inggris

  Selain buah apel desa Poncokusumo juga memiliki keindahan berupa bunga crysant berbagai spies yang berwarna-warni yang dikelola secara profesional, pemasaran baru mencapai Kota Malang, Surabaya, dan Bali. Masyarakat banyak mendirikan green house tempat pengembangan dan pemeliharaan bunga crysant dan menjadi ikon setelah buah apel yang memiliki prospek menjanjikan. Ketertarikan terhadap bunga crysant Dubes Inggris beserta Istri berkunjung dan langsung meninjau manajemen pengelolaan bunga.

B. Produk Unggulan

  Home industry Kripik Apel Desa Poncokusumo selain sebagai desa agropolitan juga penghasil kripik apel, s`lak, jambu dan lain-lain yang dikerjakan home industry. Banyak yang berkunjung untuk melihat proses pembuatan kripik apel

C. Sari Apel

   Produk minuman sehat dari sari apel dalam kemasan diprodtksi di desa Poncokusumo, pemasaran masih di kota-kota besar di Jawa Timur. Untuk cita rasa produksi Royal cukup, dan keluaran desa Poncokusumo tidak kalah dengan produk dari desa tetangga di Kabupaten Malang

D. Eksport Buah Apel

   Dengan kemampuan pengelola manajemen dan sistem penanaman yang baik dan menggunakan pupuk organik, menghasil buah apel yang aman untuk dikonsumsi. Produk buah apel dari desa Poncokusumo diharapkan mampu bersaing dengan produk apel dari negara tetangga. Pengiriman buah apel ke Malaysia.

E. Arsitektur 

    Arsitektur bangun rumah yang masih tertinggal di desa Poncokusumo berbentuk joglo sama halnya bentuk bangunan rumah di tanah Jawa - Bali

F. Transportasi
   
  Desa Poncokusumo dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum seperti dari Surabaya – Arjosari dengan bis, perjalanan selanjutnya menggunakan transportasi lokal / bemo dari Tumpang – Poncokusumo yang ongkosnya relatif murah.

G. Destinasi Pariwisata

   Daya tarik wisata gunung Bromo merupakan ikon pariwisata Jawa Timur sudah dikenal di mancanegara karena panorama, kawah gunung bromo, upacara masyarakat Tengger. Keharmonisan kehidupan, keramah-tamahan serta cara bercocok tanam masyarakat Tengger yang diwariskan oleh Joko Seger dan Roro Anteng banyak membuat kagum para wisatawan.